Powered By Blogger

wellcome to snipper boy

wellcome to sniper boy

Kamis, 11 Maret 2010

cerpen (siklus2)

Impianku
Karya ulul alfi kurniawan

Prit ….prit…prit! suara peluitku untuk menilang seseorang. Aku menuju orang yang telah melanggar aturan lalu lintas,aku bergegas agar dia tidak melarikan diri.
“Tolong yang punya motor helmnya dibuka ?tanyaku pada seseorang itu.
“Maaf pak ada apa ya?dia membuka helmnya dan bertanya padaku saat dia membuka helmnya ternyata anak cewek yang kira-kira umurnya 17 tahunan,dalam bayangku apakah dia pantas jadi pendampingku,tapi aku harus melakukan tugasku dengan benar karena inni adalah sifat seorang polisi yang tegas.
“Maaf mbak tolong keluarin SIMnya!perintahku padanya.
“Maaf pak aku tidak punya SIM,aku tadi baru saja daftar untuk medapatkan SIM,tolong pak biarin saya jalan?melasnya padaku. Aku hampir saja mau melepaskanya karena aku tertarik dengan parasnya yang cantik yang seperti Srikandi.
“Kalau kartu identitas punya tidak mbak?tanyaku pada si cantik.
“Ini pak,”sambil dia menyerahkan kartu identitasnya . Benar apa yang aku pikirkan tadi kalau dia baru berumur 17 tahun ,aku juga membaca alamt rumahnya juga. Aku meminta uang tilang padanya sebesar 50 ribu saja karena saya masih kasihan padanya lalu aku biarin dia jalan.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 saatnya aku untuk sholat dhuhur ,selang lima menit aku selesai sholat dalam hatiku aku meminta petunjuk pada Sang Kholik apakah orang yang aku tilang tadi pantas jadi pendampingku. Aku bersama temanku yang berna ma Danang.untuk aku ajak bekerja kembali .
“Nang ayo kembali ke markas,”ajakku pad si Danang.
“Ayo Gus”jawabnya padaku. Aku biasa di panggil Agus oleh teman se-markas. Kami berdua mengendarai motor ,di sel-sela kami menuju ke markas aku bercerita tentang wanita itu pada Danang .
“Nang aku tadi baru saja menilang orang tapi yang aku tilang seorang gadis remaja kira-kira umurnya 17 tahun,aku masih terbayang –bayang akan pesona parasnya yang begitu manis kayaknya kalau gak salah namanya Dewi.
“Kamu suka padanya ya Gus,kok masih terbayang wajahnya terus,emang rumahnya mana sih Gus.”Tanyanya padaku.
“Ya kira-kira gitu deh kayaknya rumahnya di Jalan Singosari No.14 Surabaya”jawabku padanya.
“Oke Gus ,gimana kalau besok kita ke rumahnya!”ajaknya padaku.


***
Adzan shubuh berkumandang aku mulai beranjak dari tempat tidurku,oh ya aku hari ini aku akan menemui cewek yang kemarin saya tilang. Aku menuju kamar mandi .
Setelah selesai mandi aku sarapan pagi bersama keluargaku dalam sesi sarapan barebng aku ditanyai ibuku.
“Gus gimana kerjanya baik-baik sajakan,ada kesan apa kemarin saat kamu kerja?
“Begini bunda kemarin aku menilang anak cewek yang wajahnya seperti Srikandi itu lho dan aku tertarik pada wajahnya kira-kira bunda setuju apa ndak kalau aku menjalin hubungan padanya?pintaku pada ibuku.
“Kalau Bunda sih setuju-setuju saja”.
“Baiklah Bun sekarang aku berangkat kerja dulu ya.”
“oh ya hati-hati ya,”

***
Di tengah –tengah perjalanan aku masih terbayang wajahnya,selan beberapa menit aku sampai di markas kepolisianku,aku langsung mencari Danang untukku ajak mencari rumah si cewek kemarin.Di ruang sebelah timur sendiri ku temui Danang .
“Nang ayo jadi pa ndak!”
“Apanya yang jadi Gus”
“Katanya mau ke rumah cewek”
“Oh itu ,kamu bilang atasan dulu gih untuk izin tidak kerja dulu.”
Setelah kami dapat izin dari atasan kami mulai mencari alamat di Jalan Singosari No.14 Surabaya ,kami terus mencari hingga akhirnya ku temui sebuah gang yang agak kecil sepertinya itu jalan Singosari, kami masuk ke gang itu untuk mencari rumah yang bernomor 14 rumah demi rumah kami lalui.
“Gus mana ya rumah yang bernomor14?”Tanya danang.
“Kelihatanya rumah itu deh,ayo kita masuk ke rumah itu.”
Kami berdua mulai masuk ke rumah itu.
“assalamualaikum”sambil mengetok pintu.
“Masuk,tampak suara dari dalam dan kelihatanya cewek yang kemarin.
Lalu kami masuk ke dalam dan memang benar kalau itu cewek yang kemarin. Kami mulai berbincang pada cewek itu. Aku mulai melempar kata-kata,di sela perbincangan aku menyuruh danang untuk keluar karena aku ingin bicara 4 mata dengan ya. Lalu danang keluar .
“Dik kalau boleh tau nama adik bener dewi bukan ya?
Ya mas mas kok tau !
Ya iya lah, mas kan yang nilang kamu waktu kamu mau buat SIM kemarin,begini dek niat mas ke sini mau mengajakmu untuk jadi pendampingku ,apakah adik mau?”tanyaku padanya.
“Nanti dulu ya mas berikan waktu 5 menit untuk aku berpikir dulu .” Lalu dia pergi ke kamar,dalam benakku ya ALLOH semoga dia mau menjadi pendampingku.
Selang 5 menit dia keluar ,lalu menjawab
“Ya mas aku mau jadi pendampingmu asal mas setia padaku.”
“Baiklah dek mas akan setia padamu.”
“Mulai detik ini kita buka lemabaran baru kita.”ajakku padanya.
Lalu aku keluar dan mengajak danang untuk pulang.
“Dik,mas pulang dulu ya kapan-kapan aku akan ke sini,assalamualaikum.”
Tidak rugi saya jauh-jauh dari Malang akhirnya terwujud juga apa yang kini aku impi-impikan ternyata apabila kita sungguh-sungguh kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.

8 komentar:

KaRyAkU mengatakan...

tidak ada ketegangan..,bagaimana kalau di buat saat polisi itu menembak gadis itu dan dia di tolak terlebih dahulu...dan dia berusaha dengan keras..
tokoh tidak di jelas kan dengan baik..
latar kurang menarik..,sudut pandang kurang bagus..
tama tidak jelas..
amanat kurang jelas..
masih banyak kesalahandalam penulisan ejaan dan tanda baca.
saya beri nilai 65.

marasudin siregar mengatakan...

Menurutku. Cerpennya bagus sekali. Namun sayang sekali, ujug-ujug langsung mengajak kawin.
Saya beri skor 71

rega mengatakan...

Menurutku. Cerpennya bagus sekali. Namun sayang sekali, ujug-ujug langsung mengajak kawin.
Saya beri skor 71

rega mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
rega mengatakan...

Menurutku. Cerpennya bagus sekali. Namun sayang sekali, ujug-ujug langsung mengajak kawin.
Saya beri skor 71

marasudin siregar mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
marasudin siregar mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
edi sutopo mengatakan...

cerpennya bagus, tetapi bagus lagi kalau ada perbaikan dalam menulis kutipan langsung dan tak langsung. Tanda baca jangan dilupakan sehingga pembaca tidak kesulitan membedakan mana yang ucapan, mana kata-kata pengarang.

Terus pada waktu Agus menilang si gadis, lebih baik kalau gadis itu diajak ke pos polisi. atau di bawah pohon kek. Ya pura-pura ditanyain di mana sekolah/kuliah, rumah di mana, dst.

Karena asyik ngobrol, dia dimarahi temannya/komandannya.

Dia tidak jadi menilang dengan alasan gadis itu tunangannya padahal tidak.

Si gadis protes.

"Kok, tunangan sih, kenal saja tidak."

Agus gugup, lalu berkata," Ya, barangkali jodoh. Siapa tahu?"

dll.

Terus. sewaktu Agus menyatakan cinta, si gadis jangan langsung menerima. Buat dong ketegangan. Misalnya, si gadis minta syarat yang berat banget sehingga Agus sampai bingung melayani.

Tapi karena cinta, tetep diperjuangkan sampai bisa.

Semoga bermanfaat.